Pembangunan Rehabilitasi Gedung SMPN 1 Kecamatan Limau Diduga Menggunakan Bahan Bekas

Tanggamus ,- Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah SMP N 1 Limau,di Pekon  Antar Brak Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus.Dalam pelaksanaan pembangunannya diduga menggunakan bahan material lama.Sabtu,27 Juli 2024. 

Hal tersebut di ketahui saat Lembaga Pemantau Aset dan Keuangan Negara Republik Indonesia (LPAKN RI) Profesional Jaringan Mitra Negara (PROJAMIN) Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Tanggamus investigasi dilapangan.

Tampak jelas di beberapa tempat pada bangunan menggunakan bahan material bekas untuk 3 ruang kelas yang menggunakan baja ringan yang lama(bekas) dan untuk gedung Leb Komputer , bahan pondasi mengguna kan banyak batu bulat dan baja ringan yang digunakan diduga  tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) terlihat dari tulisan yang buram di baja ringan tersebut dan tidak ada SNI nya.

Saat di konfirmasi ke salah satu pekerja   yang nama nya enggan disebutkan ,pekerja tersebut mengatakan kalau mereka hanya pekerja dan ikuti apa yang di perintahkan oleh  pihak pemborong.

"Kami hanya pekerja pak,apa yang di perintah oleh pihak pemborong itu kami kerjakan,"ungkapnya.

Di tempat yang sama salah satu pekerja khusus pemasangan baja ringan saat di tanya kwalitas baja ringan yang digunakan apakah sesuai spek,dengan santai pekerja tersebut menjawab kalau baja ringan yang di pasang bermerek asli dan menjelaskan kalau pemborong bangunannya ,berinisial WN dari Pringsewu.Untuk baja ringan pemborongnya dari bandar Lampung.

Sementara itu ,Helmi,selaku Ketua LPAKNRI PROJAMIN  Dewan Pimpinan Kabupaten Tanggamus menyoroti terkait dengan temuan tim investigasi ,dirinya menyatakan bahwa lembaganya  akan segera melakukan peneguran terhadap konsultannya.

"Melalu lembaga ,kami akan segera menegur pemborongnya jika terjadi penyimpangan, atas temuan tim kami.Karena mengingat anggaran yang di kucurkan oleh pemkab melalui dinas pendidikan dan kebudayaan cukup fantastis ,saya tak segan segan akan melaporkan hal tersebut ke pihak APH ,"tutup Helmi (Tim/bwm)