Sekretaris Komisi II DPRD Lampung Sahlan Syukur mengungkapkan, bahwa saat ini penurunan harga tersebut, bukan hanya di alami petani jagung, tetapi komidi lainya ikut mengalami anjloknya harga.“Seluruh komuditi mengalami penurunan harga bukan hanya jagung, itu efek dari suplainya banyak sementara permintaannya sedikit, dan ini juga efek dari pandemi karena beberapa negara membatasi ekspornya, “Kata Sahlan saat di wawancara media melalui sambungan seluler.Lanjutnya, untuk kapasitas produksi di Lampung sendiri masih terlalu sedikit ketimbang hasil panen, dan itu juga menurutnya perlu di siasati.” Biasa dalam hukum dagang itu, kalau hasil produksinya banyak pastinya permintaan tidak terlalu banyak, sehingga ada penurunan harga Kebutuhan terhadap jagung ini tadi, kalau mereka di mix menjadi suatu produk, tidak akan turun di pasaran,”katanyaIa menjelaskan, pihaknya akan meninjau ke lapangan, untuk mengkroscek penyebab turunnya harga petani yang memasuki masa panen.“Terkait untuk penaikan harga jagung itu, kita akan mengecek kelapangan, tetapi kita tidak bisa mengakomodir sebanyak itu, karena pabrik itu kan ada standarlisasi dari pabrik itu, seperti kadar air, kebersihan dan sebagainya, “UngkapnyaPolitisi PDIP itu menilai, turunnya harga jagung ini di sebabkan adanya permainan, yang menyebabkan petani saat ini mengeluh dengan hasil tanamnya.” Tetapi kan ini ada permainan kotor di balik itu, sehingga di korbankanlah petani ini,nah kita akan cari akarnya, kita akan cek ke lapangan dengan komisi 2, “jelasnyaLebih lanjut, ia meminta kepada pemerintah untuk memfasilitasi petani, Terkait kebijakan yang akan di lakukan kedepan.” Untuk kebijakan dari pemerintah, kita ajak ngobrol terhadap petani dan pemerintah hadir untuk memfasilitasi petani,”urainya.Ia berharap, saat ini juga pemerintah dapat memperhatikan petani, karena masuk masa panen harga jual petani menurun.“Saya juga berharap kepada pemerintah jangan hanya duduk diam saja, duduk dengan teoritis, cobalah Gali, yang membutuhkan jagung kita ini di negara mana saja. Simpelnya aja berapa si pabrikan di Lampung, berapa kapasitas, berapa produksi petani, suprus atau minus,Jika suprus berarti kan harus ada yang di jual ke tempat lain, sehingga kestabilan harga terjamin, “tandasnya. (*)